Minggu, 14 November 2010

Arti Sahabat

Puteri Purwasih Anggi Delima
Kelas X.3
No. absent : 30

Cerry Aulia, manis nama itu semanis parasnya. Dialah sahabat Alya. Sudah 4 tahun mereka mngenal satu sama lain. Suka dan duka mereka lalui bersama. Tetapi semua itu tinggalah kenangan saja. Alya kehilangan seorang sahabat yang tiada gantinya.
Peristiwa itu terjadi dua tahun yang lalu. Sewaktu itu mereka sedang berada di kantin sekolah. Alya yang sedang marahan dengan Cerry karena pensil kesukaan Alya di ambil tanpa seizinnya dan di hilangkan oleh Cerry.
Apabila Alya bertanya pada Cerry, dia hanya berkata akan menggantikannya. Tapi Alya tidak mau dia menggantikan dengan yang baru. Karena pensil yang hilang itu beda dengan pensil yang akan diganti oleh Cerry. Pensil yang hilang itu adalah hadiah pertama dari Cerry sewaktu mereka menjadi sahabat.
“Aku tidak mau kau menggantikannya! Pensil yang hilang itu berharga bagiku!” Bentak Alya pada Cerry.
“Dan satu hal lagi, sampai kau tidak menemukan pensilku itu sampai itupun aku tidak akan berbicara dengan kau!” Sambung Alya sambil meninggalkan Cerry .
Cerry pun menjadi sedih dan terkejut hanya berdiam diri.
Alya tau Cerry pasti sedih mendengar kata – katanya itu. Alya tidak berniat untuk menyakiti hatinya, tetapi waktu itu dia terlalu marah dan tanpa dia sadari, air matanya pun langsung membasahi pipinya.
“Sudah beberapa hari Cerry tidak masuk sekolah. Aku sangat gelisah. Apakah dia sakit? Apa yang terjadi padanya?” Pikir Alya dalam benaknya.
“Eh.. aku akan pergi ke rumahnyalah” Bisik Alya di hatinya. Tetapi niatnya berhenti. Dia merasa segan ke rumah Cerry.
Tiba – tiba telepon dirumah Alya berbunyi.
“Riiiiiiiiiiinnnnnnnngg, riiiinnggggg, rriiiiinnnggg, Ibu Alya mengangkat telepon itu.
“Alya, cepat ganti baju. Kita pergi ke rumah Cerry ada sesuatu yang terjadi padanya. Kakak Cerry menelpon dan menyuruh kita pergi sekarang juga” Teriak ibu Alya. Suaranya tergesa – gesa sambil menyuruh Alya untuk bersiap – siap.
Tiba – tiba detak jantung Alya berdetak cepat. Tak pernah dia merasakan hal seprti itu. Dia merasa ada hal yang buruk terjadi pada Cerry.
“Ya Allah, Kau tentramkanlah hatiku. Apapun yang terjadi aku tahu semua ini ujianMu. Ku mohon jauhilah hal buruk. Selamatkanlah sahabatku” Berdoa Alya sepanjang perjalanan untuk sahabatnya Cerry.
Alya pun tiba di rumah Cerry, disana banyak sanak –saudara Cerry. Alya pun langsung bertanya pada ibu Cerry apa yan terjadi pada Cerry. Ibunya akhirnya menceritakan apa yang terjadi.
“Saat Cerry ingin bertemu dengan Alya, dia di tabrak lari. Sampai saat Cerry menghembuskan nafas terakhirnya niatnya ingin bertemu dengan Alya tidak kesampaian. Hanya sepucuk surat yang ada di genggaman tangannya” Tangis ibu Cerry pun meluap, ia pun langsung memberikan surat itu kepada Alya.
Di dalam surat itu terdapat pensil kesukaan Alya dan di bacalah isi surat itu.
Alya Naumi,
Aku minta maaf karena telah membuatmu marah. Aku sudah mecari kemana – mana tapi tak aku temukan juga, sampai aku ingat bahwa pensilmu itu ketinggalan di perpus dan aku sudah mendapatkan kembali pensil kesukaanmu.
Terima kasih karena telah menghargai pemberianku dan persahabatan kita yang terjalin selama ini. Kau juga yang mengajariku Arti Sahabat.
Cerry Aulia.

Air mata membasahi pipi Alya, ia baru menyadari bahwa persahabatan itu lebih berharga dari apapun. Ia sangat menyesal dengan perbuatannya. Setelah semua yang terjadi itu Alya selalu mendoakan untuk sahabatnya agar tenang di sisi - Nya.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar